Kenapa Gue Menghormati dan Menghargai Teman Gue
Servus!
Manusia adalah makhluk sosial. Fitrahnya kita harus bersosialisasi, bukan hanya ketika ada kepentingan tertentu, tapi lebih dasar lagi adalah untuk menjaga kewarasan kita. Makanya ada salah satu bentuk hukuman di penjara, gue nonton di film hollywood, di mana si napi dimasukkan ke dalam ruang isolasi tatkala dia berulah melanggar peraturan penjara. Hukuman semacam itu bukan tanpa maksud. Tidak berinteraksi dengan orang lain untuk waktu yang lama, apalagi orang-orang terdekat kita, bisa membuat kita stress. Bisa kita ambil banyak contoh selama masa pandemi ini. Mobilitas kita dibatasi sehingga akhirnya pada sambat di media sosial, mengeluhkan rindu untuk berkumpul dan kongkow-kongkow normal seperti masa sebelum pandemi. Semoga pandemi segera berlalu, yaa! Amin yaa robbal alamin.
Menjalin komunikasi penting untuk setiap manusia. Kita bisa berkomunikasi dengan siapa saja, dengan berbagai macam bahasa yang penting kita dan lawan bicara sama-sama paham tentang apa yang sedang dibicarakan. Bahkan, beberapa dari proses komunikasi tersebut ada yang menghasilkan sebuah kedekatan dengan kadar yang lebih tinggi daripada yang lain sehingga muncullah orang-orang yang kita anggap teman. Teman adalah orang-orang yang memiliki tempat spesial di hati setiap orang sehingga gak aneh kalau lagunya Project Pop yang judulnya "Ingatlah Hari Ini" hampir pasti akan dinyanyikan serempak ketika acara perpisahan atau malam keakraban. Itu dilakukan sebagai bentuk apresiasi dan ekspresi kasih sayang kita untuk teman-teman kita.
Keakraban yang terjalin menurut gue adalah sebuah hubungan timbal balik antara kita dan teman kita. Hubungan dua arah. Terdengar seperti transaksional atau gak ikhlas. Ini bukan soal ikhlas atau gak ikhlas, Bung. Apa lo gak malu ketika lo mengaku temannya si A, lalu si A ternyata tidak mengakui bahwa lo adalah temannya? Sering terjadi ketika tingkah lo malu-maluin sehingga bikin temen lo males ngakuin lo temennya. Cobain aja lo main ke Starbucks terus lo di sana naik ke atas meja dan bacain visi misi koperasi. Kalau masih diizinin duduk semeja masih syukur lo. wk
Pertemanan adalah hubungan dua arah. Keduanya harus saling mengakui. Pertemanan bubar ketika salah satu pihak sudah gak mengakui lagi. Makdarit, kita senantiasa berusaha untuk merawat pertemanan kita. Hebat banget bahkan ada yang berteman berpuluh-puluh tahun dari muda sampai oma opa. Namun, kedekatan yang sudah terjalin kadang kala membuat kita berlebihan dalam bersikap atau berucap. Menganggap bahwa teman sejati adalah yang sudah pasti menerima kekurangan kita. Berangkat dari anggapan tersebut kita jadi mengacuhkan tata krama terhadap teman. Tanpa lo sadari mungkin sebenernya lo sering banget bikin teman-teman lo KZL. Lo gak sadar, karena lo merasa hubungan lo sama si A baik-baik aja. Kenapa bisa gitu?
Menurut anabel (analisa gembel) gue hal itu bisa terjadi akibat adanya pengorbanan dari semua temen-temen lo. Gue menyadari that my friends put a lot of efforts to befriend me. Temen-temen gue tuh berusaha dan berkorban demi temenan sama gue. Dih, berasa R**a A**p gue. heu
Anyway, temen-temen lo masih bertahan sampai sekarang bukan karena kelakuan baik kita yang bagai malaikat. Kita masih punya temen karena mereka berkorban buat kita, baik itu tenaga, pikiran, dan perasaan. Mereka menurunkan ego pribadi untuk mentoleransi beberapa kelakuan-kelakuan kita yang kadang surem banget. Gimana enggak? Bayangin sekali waktu kita janjian sama temen kita pukul 14 WIB, tapi kita datengnya pukul 16 WIB. Apa dia gak gedek? Iyasih, dia berucap bahwa dia maafin kita. Tapi, memangnya maafin gak butuh tenaga dan usaha?
Itulah alasannya kenapa gue sangat sayang dan menghargai temen-temen gue. Apalagi sahabat. Karena gue sadar betapa besarnya "pengorbanan" mereka yang memilih untuk tetap menemani gue, tanpa pernah hitung-hitung berapa "pengorbanan" yang pernah mereka keluarin demi pertemanan ini. Sedikit melankolis, ya. Tapi beneran, deh. Coba lo bayangin dan resapin kalimat gue. Kadang tuh gue suka sedih, kenapa ya kelakuan gue kaya @*6%##|. Tapi temen gue pada baik-baik banget sama gue, sampai hari ini pada masih mau temenan sama gue. Makasih ya, kawan-kawanku! :")
Insya Allah gue pun akan berusaha sekuat tenaga untuk melakukan kebaikan minimal yang setimpal dengan yang udah kalian lakuin buat gue. Kalau bisa mah gue lebihin deh, lo ambil aje kembaliannya. Ikhlas gue.
Jangan lupa matiin lilin kalau lampu udah nyala lagi!
Sekian.
( Photo by Womanizer Toys on Unsplash )