Servus!
Orang bijak pernah mengatakan,
Seperti ilmu padi, makin berisi makin merunduk.
Gw yang udah 20 tahunan lebih hidup di dunia ini masih belum sadar 100% apa makna ujaran bijak tersebut sampai beberapa minggu lalu. Akhirnya gw sadar. Boleh jadi, kita semua sudah tahu apa arti dari kiasan tersebut, cuma menemukan makna sebenernya dan mengkorelasikan ke kehidupan sehari-hari rasanya gak semudah itu. At least, itu berlaku di diri gw sendiri yang butuh 20 tahun lebih untuk menemukan korelasi dari kata bijak tersebut dengan kehidupan sehari-hari.
Cerita awalnya adalah ketika gw lulus kuliah. Gw nunggu beberapa minggu untuk bisa ambil ijazah gw. Singkat cerita gw udah ambil ijazah di kampus. Dengan penuh rasa syukur dan khidmat gw baca apa yang ditulis di ijazah gw. Kurang lebih isinya menyatakan bahwa gw memenuhi kriteria berdasarkan peraturan ini dan itu sehingga layak diberi gelar akademis blablabla. Bangga? Ya, Alhamdulillah gw bangga campur seneng. Lantas bikin gw jadi sombong? Enggak! gw malah "malu" dan takut, seperti yang pernah gw singgung di tulisan sebelumnya, Takut Menjadi Sarjana.
ketika gw lulus, hal yang gw rasa setelah seneng dan kawan-kawan adalah rasa malu. Karena gw merasa bahwa banyak hal yang gw gak tau justru setelah menyandang gelar akademis setara S-1. Terus gw lulus gak ada ilmunya gitu? Enggak, bukan itu maksud gw. Gw melihat banyak banget hal yang masih harus dipelajari dengan tujuan untuk menjadi ahli di dalam suatu bidang. Ketika lo udah ngerti A, ternyata si A ini udah berkembang dan disempurnakan menjadi B. Dalam kurun waktu yang relatif singkat, si B udah bercabang menjadi C dan D. Kurang lebih seperti itu analoginya. Artinya, ilmu yang gw punya atau yang gw pelajari bersifat dinamis dan selalu berkembang. Gak ada kata cukup. Setiap ada yang baru, belum tentu kita tahu.
Gw merasa semakin gw belajar, semakin gw merasa bodoh dan kecil. Karena ternyata ilmu itu luas banget, yang parah banget gitu luasnya. Semakan belajar semakin gw sadar bahwa banyak hal yang sebenernya gw gak tahu. Logis sih menurut gw. Kalau seandainya orang belum pernah belajar pertambahan, dia gak bakal tau bahwa ternyata ada pengurangan. Setelah orang bisa mengerjakan soal eksponensial, ternyata masih ada diferensial yang harus dipelajari. Begitu seterusnya.
Di situ lah gw baru meresapi makna dari Ilmu Padi. Semakin berisi seseorang (berilmu) maka seharusnya dia semakin merunduk. Gelar akademis yang disandang seseorang menandakan orang itu menguasai bidang keilmuan tertentu di level tertentu. Perlu digarisbawahi, di level tertentu. Artinya, masih banyak level-level lain yang belum dia kuasai. Itu juga yang gw rasakan sekarang, malu rasanya karena ternyata masih banyak hal yang belum gw tahu, walaupun sudah lulus. Inilah yang dimaksud dengan semakin merunduk. Karena sebenernya gak ada yang bisa kita sombongkan. Berilmu bukan lantas menjadi sombong. Berilmu seyogyanya membuat kita menjadi bijak dan peka terhadap lingkungan. Mungkin itu cara Allah meninggikan derajat orang yang berilmu, karena kebermanfaatannya bukan panjangnya gelar akademis yang disandang. Jangan lupa bersyukur!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar