Passion Dalam Memilih Karir
Rafdanu
09.45
Opini yang berkembang di masyarakat dewasa ini adalah supaya mengikuti passion dalam memilih karir. Mengapa bisa demikian? Karena dengan mengikuti passion pekerjaan yang digeluti akan dicintai oleh pelakunya sehingga memunculkan aura positif berupa produktifitas kerja sebagai sebuah contohnya.
Buat gw pribadi opini ini tidak 100% benar. Kenapa? Karena gw kebetulan sedang menggeluti bidang yang sebelumnya ga pernah gw bayangin bakal nyemplung ke dalamnya, tapi dalam perjalanannya gw menemukan passion di bidang ini. ibarat kata peribahasa “bagai pungguk merindukan bulan”. Saking jauhnya boro-boro kesebut pas ditanya cita-cita sewaktu kecil, sampai mau lulus SMA pun belum kepikiran bakal masuk di bidang ini.
Gw sekarang sedang menekuni kuliah bidang Teknik Otomotif di sebuah Universitas Negeri di Berlin. Kalo berhasil lulus insya Allah bakal jadi insinyur bidang mesin dan otomotif. Apakah awalnya sesuai passion gw? sepertinya tidak. Kalo gitu nyesel gak lo? sama sekali tidak.
Selama gw tumbuh menjadi dewasa, gw ga pernah ada kepikiran buat mainan mobil. Kalo main mobil-mobilan mah gw mainin, cuman ini mah yang gw maksud mobil beneran. Tau kan lo yang macem modif-modif mobil, slalom, drag race dll. Boro-boro mobil, motor supra gw aja ga pernah gw ulik. Ini semua karena gw tumbuh di dalam sebuah keluarga yang menjunjung tinggi efisiensi. Prinsipnya, kalo mobil satu cukup, kenapa harus punya dua? Kalo udah ada motor, ngapain beli mobil lagi? pake aja tuh motornya! kira-kira seperti itu lah kondisinya. Efisien dan ga punya duit emang beda tipis ya hahaha :p
Alhasil pengetahuan dasar gw soal dunia permobilan nilainya 0. Dan biasanya pengetahuan seseorang tentang sesuatu itu proporsional sama passion yang dimilikinya. Makanya disni gw pengen bilang, untuk mulai meniti sebuah karir ga perlu bingung karena alesan passion. Gw suka main game, gw ada passion disitu. Gw suka dengerin musik, gw ada passion disitu. Gw ada ketertarikan dengan sepak bola, gw ada passion disitu. Ribet kan kalo pilihan karir masa depan disandarkan kepada passion, karena kita suka dan tertarik terhadap banyak hal.
Lalu kenapa Teknik Otomotif? Alasan gw memilih Teknik Otomotif adalah bermula dari pengamatan gw terhadap sistem transportasi di Indonesia. Tanpa gw jelasin mungkin lo semua udah punya gambaran gimana kondisinya, terutama anak kereta Bogor-Jakarta yang abis itu harus lanjut naik Transjakarta hehe. Nah berangkat dari sini gw punya pemikiran bahwa suatu hari nanti transportasi di Indonesia harus maju dan senyaman Singapura, gausah jauh-jauh dibandingin sama negara Eropa kalo tetangga udah ada. Dari situ terkerucutlah pilihan karir gw, bahwa gw pengen berkarir di bidang transportasi. Itu yang ada di kepala gw pada saat itu.
Singkat cerita, gw pergi ke Jerman terus ikut Studienkolleg setahun sampe alhamdulillah lulus dan tiba di saat gw milih jurusan kuliah. Bermodal pemikiran tadi gw ga perlu pikir panjang mau kuliah apa. Gw langsung cari-cari kampus yang menawarkan program studi berbau transportasi. Gw gamau buang kesempatan mumpung di Jerman, makanya gw daftar semua jurusan berbau transportasi baik darat, laut dan udara. Jadi gw daftar Teknik Penerbangan, Teknik Perkapalan dan Teknik Otomotif (Teknik Perkeretaapian pada saat itu gw ga nemu sementara harus buru-buru daftar sebelum pendaftaran ditutup). Alhamdulillah semuanya diterima, hanya saja hati gw lebih condong ke Teknik Otomotif. Gw berharap dengan ilmu yang gw punya, kedepannya bisa berbuat banyak untuk masyarakat khususnya di bidang transportasi darat.
Dalam perjalanan gw belajar Otomotif banyak suka dukanya. Gw adalah salah satu diantara banyak manusia yang rada-rada susah kalo disuruh berhadapan sama matematika. Udah kaya si buta dari goa hantu, bedanya mah dia masih bisa berantem lawan musuh walaupun buta, nah kalo gw yang dirasain cuman gelap doang. Kan sedih. Gw tidak menyerah, tapi kebanyakan istirahatnya karena otak diforsir melebihi batas normal gw pada waktu SMA. Belum lagi pelajaran-pelajaran Teknik yang lain, yang selama ini gw ga pernah tau bahwa mereka itu ada di dunia ini. Banyak lah hal lain yang bikin gw terhenyak. Kalo gw berdasar kepada passion ketika milih jurusan ini, gw ga yakin gw bakal bertahan di jurusan ini sampai sekarang.
Menurut gw kuncinya adalah kesungguhan dan keseriusan. Bidang apapun kalo gak diseriusin bakalan gak maksimal. Dibarengin dengan kesungguhan insya Allah kita bisa melewati tantangan-tantangan yang ada di depan mata. Dengan bersungguh-sungguh secara gak sadar kita bakal secara otomatis berusaha dan fokus untuk hal tersebut dan passion akan muncul disitu. Ketika dalam perjalanannya kita tersandung bahkan sampai terjatuh, insya Allah gak bakal langsung quit terus bye bye, karena kita punya kesungguhan. Sungguh-sungguh dengan sepenuh hati mencapai tujuan yang sudah direncanakan sebelumnya. Selain itu attititude juga penting. Untuk jadi pemenang maka kita harus punya attitude seorang pemenang. Silakan definisikan sendiri seperti apa Attitude pemenang itu.
Yang bisa gw simpulkan adalah passion bukan tolak ukur mutlak untuk kita memilih karir. Gw gak bilang jangan ikutin passion atau kalo ngikutin passion gak bisa sukses dalam berkarir. Hanya saja kita bisa mencari alasan lain dalam pemilihan karir, bukan semata-mata karena passion. Passion bisa tumbuh dengan sendirinya ketika kita punya kesungguhan dalam mengerjakan suatu hal. Hal lain yang bisa dijadikan dasar memilih karir, seperti yang gw lakuin juga, yaitu memikirkan azas kebermanfaatan dari karir yang gw pilih nantinya. Bisa dimulai dengan pertanyaan-pertanyaan sederhana seperti, manfaatnya gw milih ini buat diri sendiri apa? apa yang bisa gw kasih buat orang lain? bisa gak gw bikin perubahan baik untuk sekitar gw?
Jadi poinnya adalah, pilih karir berdasarkan kebermanfaatan seluas-luasnya yang bisa lo kasih ke masyarakat dan juga alam raya. Memilih karir bisa dimulai saat kita menentukan masuk IPA atau IPS, atau saat kita memilih program studi. Teruslah berpikir dalam prosesnya, siapa tau lo bisa jadi seperti Bill Gates yang dalam perjalanan kuliahnya sedikit nyeleneh, tapi karena kesungguhannya dalam sebuah bidang passionnya tumbuh dan berakhir seperti sekarang. Sebaik-baiknya manusia adalah yang paling banyak manfaatnya untuk orang lain.
Semoga kita semua bisa menebar manfaat sebanyak-banyaknya, dalam berbagai hal dan berbagai macam kesempatan termasuk dalam berkarir. Jangan lupa kunci pintu rumah sebelum pergi!
Sekian.
