Kamis, 30 November 2017

Belajar Dari Ilmu Padi

10.37



Servus!

Orang bijak pernah mengatakan, 

Seperti ilmu padi, makin berisi makin merunduk.

Gw yang udah 20 tahunan lebih hidup di dunia ini masih belum sadar 100% apa makna ujaran bijak tersebut sampai beberapa minggu lalu. Akhirnya gw sadar. Boleh jadi, kita semua sudah tahu apa arti dari kiasan tersebut, cuma menemukan makna sebenernya dan mengkorelasikan ke kehidupan sehari-hari rasanya gak semudah itu. At least, itu berlaku di diri gw sendiri yang butuh 20 tahun lebih untuk menemukan korelasi dari kata bijak tersebut dengan kehidupan sehari-hari. 

Cerita awalnya adalah ketika gw lulus kuliah. Gw nunggu beberapa minggu untuk bisa ambil ijazah gw. Singkat cerita gw udah ambil ijazah di kampus. Dengan penuh rasa syukur dan khidmat gw baca apa yang ditulis di ijazah gw. Kurang lebih isinya menyatakan bahwa gw memenuhi kriteria berdasarkan peraturan ini dan itu sehingga layak diberi gelar akademis blablabla. Bangga? Ya, Alhamdulillah gw bangga campur seneng. Lantas bikin gw jadi sombong? Enggak! gw malah "malu" dan takut, seperti yang pernah gw singgung di tulisan sebelumnya, Takut Menjadi Sarjana.

ketika gw lulus, hal yang gw rasa setelah seneng dan kawan-kawan adalah rasa malu. Karena gw merasa bahwa banyak hal yang gw gak tau justru setelah menyandang gelar akademis setara S-1. Terus gw lulus gak ada ilmunya gitu? Enggak, bukan itu maksud gw. Gw melihat banyak banget hal yang masih harus dipelajari dengan tujuan untuk menjadi ahli di dalam suatu bidang. Ketika lo udah ngerti A, ternyata si A ini udah berkembang dan disempurnakan menjadi B. Dalam kurun waktu yang relatif singkat, si B udah bercabang menjadi C dan D. Kurang lebih seperti itu analoginya. Artinya, ilmu yang gw punya atau yang gw pelajari bersifat dinamis dan selalu berkembang. Gak ada kata cukup. Setiap ada yang baru, belum tentu kita tahu.  

Gw merasa semakin gw belajar, semakin gw merasa bodoh dan kecil. Karena ternyata ilmu itu luas banget, yang parah banget gitu luasnya. Semakan belajar semakin gw sadar bahwa banyak hal yang sebenernya gw gak tahu. Logis sih menurut gw. Kalau seandainya orang belum pernah belajar pertambahan, dia gak bakal tau bahwa ternyata ada pengurangan. Setelah orang bisa mengerjakan soal eksponensial, ternyata masih ada diferensial yang harus dipelajari. Begitu seterusnya. 

Di situ lah gw baru meresapi makna dari Ilmu Padi. Semakin berisi seseorang (berilmu) maka seharusnya dia semakin merunduk. Gelar akademis yang disandang seseorang menandakan orang itu menguasai bidang keilmuan tertentu di level tertentu. Perlu digarisbawahi, di level tertentu. Artinya, masih banyak level-level lain yang belum dia kuasai. Itu juga yang gw rasakan sekarang, malu rasanya karena ternyata masih banyak hal yang belum gw tahu, walaupun sudah lulus. Inilah yang dimaksud dengan semakin merunduk. Karena sebenernya gak ada yang bisa kita sombongkan. Berilmu bukan lantas menjadi sombong. Berilmu seyogyanya membuat kita menjadi bijak dan peka terhadap lingkungan. Mungkin itu cara Allah meninggikan derajat orang yang berilmu, karena kebermanfaatannya bukan panjangnya gelar akademis yang disandang. Jangan lupa bersyukur!

Sekian.

(Photo by Alok Shenoy on Unsplash)

Rabu, 01 November 2017

Orang Luar Biasa

23.15


Servus!

Siapa yang gak kagum dengerin Raisa nyanyi? Siapa yang gak pengen lompat-lompat liat aksi panggung Superman Is Dead? Siapa yang gak pengen hanyut bareng beat-nya Post Malone? Ya, mereka semua adalah orang-orang yang luar biasa. Masih banyak orang-orang luar biasa lainnya yang bisa menarik perhatian kita.

Mungkin kita pernah bermimpi suatu hari tumbuh jadi orang yang luar biasa. Satu dari sekian orang tahu di bidang apa dia ingin menonjol, beberapa yang lain terus mencari bahkan mungkin sampai sekarang. 

Sebagai pengantar gw sebutin musisi-musisi beken dari dalam dan luar negeri. Mereka luar biasa. Karirnya menanjak. Karyanya fenomenal dan terkenal. Mungkin sempat terbersit ingin menjadi seperti mereka, dalam bidang yang sama. Tapi niatan itu urung karena minder kemampuan tidak seperti mereka, bakat musik tak secemerlang mereka. Pola pikir seperti ini yang kerap menjadi rem bagi diri kita untuk mencoba sesuatu. Otak adalah pusat kendali semua yg terjadi di diri kita. Mungkin masalahnya ada di otak kita. Mungkin otak manusia superior dibanding makhluk lain, tapi bukan berarti gak bisa dikibulin.

Arti kata luar biasa Menurut KBBI adalah tidak seperti yang biasa. Pertanyaannya sekarang adalah, kenapa raisa bernyanyi? Karena dia memiliki keterampilan bernyanyi. Punya kemampuan nyanyi dan kemudian dia nyanyi. Itu kan hal biasa. Messi main sepak bola karena dia menguasai teknik bermain sepak bola. Jadi, raisa bernyanyi atau Messi bermain sepak bola adalah hal yang biasa. Terus apa dong yang luar biasa?

Yang luar biasa adalah ketika Messi mencoba menyanyi dan Raisa coba bermain sepak bola. Kita gak bicara soal kualitas ya, tp soal mencoba hal positif yang mungkin lo takut memulai karena keburu minder liat orang lain yang lebih jago. Karena kalo bicara kualitas, jelas Raisa cupu banget kalo disuruh main sepak bola. Ingat arti kata luar biasa? Melakukan hal yang gak biasa atau belum biasa lo lakuin adalah sesuatu yang luar biasa. Raisa bisa nyanyi karena udah biasa nyanyi sama kaya Messi yang udah khatam soal sepak bola. Coba deh pola pikirnya dibalik kaya gini.

Kenapa dibalik? Supaya ada motivasi untuk memulai hal yang baru. Saat mencoba sesuatu yg baru, Kita berasa menjadi orang yang luar biasa, minimal di dalam pikiran kita. You are what you think. Jangan pernah sepelekan kekuatan otak, cuy! Lebih jauh lagi supaya kita gak selalu lantas membandingkan dengan seseorang yang menurut kita menonjol di suatu bidang. Orang tersebut jago di bidang itu karena udah terbiasa ngelakuinnya, bisa lewat latihan intensif atau yang lain. Kasarnya, di awal mah udah pasti cupu. Lakuin aja supaya dari cupu bergeser jadi gak cupu.

Gw sedang menerapkan cara berpikir kaya yang tadi gw ceritain di atas. Dimulai dengan sotoy bikin channel youtube. Terus banting stir jadi penyiar radio dadakan. Gw sendiri gak ada latar belakang sebagai penyiar radio. Keluarga gw gak ada satupun yang jadi penyiar radio. Tapi belakangan gw lagi sibuk sama side-project gw sebagai penyiar pemula yang tak kunjung beken di radio online tanpa kabel. Radio streaming ini namanya thengerhin.com. Dengan motivasi jadi orang luar biasa gw coba aja ngomong seolah gw penyiar radio beneran. Poinnya adalah yang penting gw cobain aja, soal hasilnya gimana itu urusan belakangan. Dengan begitu gw udah jadi orang luar biasa sekarang, karena gw yang gak ada latar belakang sebagai penyiar tapi jadi penyiar di radio streaming indie. Gofar Hilman atau Pandji yang udah bertahun jadi penyiar, ya gak luar biasa lagi karena udah biasa. Gak susah kan jadi orang luar biasa? 


Intinya, lo cobain aja hal positif yang belum pernah lo lakuin. Siapa tau kalo ditekunin bisa jadi hobi berbayar. Jangan keburu pesimis di awal karena lo ngerasa kurang skill. Skill bisa dilatih, cuy. Yang paling penting mulai dulu untuk membiasakan diri melakukan hal baru yang sebelumnya belum pernah lo lakuin. Dengan lo ngelakuin hal itu berulang kali lama-lama bakal terbiasa dan pada akhirnya lo bakal jago juga. Lo gak bakal jadi jago kalo gak pernah memulai. Jadi, cobain dan lakuin aja. Gak usah banyak mikir! Jangan lupa follow Instagram radio gw bersama kawan, @thengerhin_ !

Credit

Logo by : Cup graphic by Madebyoliver from Flaticon is licensed under CC BY 3.0. Made with Logo Maker